Serba Salah
Raisa Andriana
♫ Harus ku akui semuanya telah berbeda
Lelah menjalani...♪
Semua serba salah
Apa lagi salah ku,... ku tak mengerti... ♪
Apalagi ...
Sudah lupakan segala cerita...
Antara kita
Ku tak ingin
Ku terluka...
No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
'Cause there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
Posted on
|
0
komentar
Shine Your Light
Let it radiate so others
see it and light up too
It's catching,
like a rain of sun light
on a dreary day.
Shine your light
don't hide it.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo, baru denger dan baru kemarin aku baca. Aku bukan pecinta sastra... tapi karena kemarin [23.11.2010] bantu ngerjain tugas adek (ge sakit...) terpaksa baca ....bait demi bait ku baca …hohoo bagus banget dan aku langsung suka. Aku bisa merasakan suasana dalam puisi tersebut. Ternyata balada tersebut dinobatkan sebagai balada terbaik Indonesia . Rendra sang penulis, mendapat anugerah Bintang Budaya pada 10 November 2010 dari pemerintah, menjadi sastrawan fenomenal sepanjang sejarah sastra Indonesia .
Beliau dikenal sebagai penulis puisi-puisi balada. Puisi balada adalah puisi yang bercerita tentang kepahlawanan seseorang, tokoh pujaan, atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Berikut kutipan puisi tersebut.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di
Biografi W.S. Rendra
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia petama kali mempublikasikan puisinya di mediamassa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di
Langganan:
Postingan (Atom)